Dahagadan Lapar Jiwa . 26 Februari 2020 23:30 Diperbarui: 26 Februari 2020 23:33 303 0 0 + Laporkan Konten. Laporkan Akun. Lihat foto Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock Sebuah kelegaan yang luar biasa, ketika mulut menerima roti, ada rasa merinding yang menyebar dari mulut dan meliputi kepala kemudian menyebar ke seluruh tubuh CG/B Am Saat jiwa dahaga dan lapar, F C/E Dm G Engkau puaskan kami. F G Em Am dengan santapan rohani, Dm D7 G Tubuh dan Darah nan suci [Verse 2] C G/B Am Saat jiwa mengering dan hampa, F C/E Dm G Engkau segarkan kami. F G Em Am dengan santapan surgawi, Dm G C C7 Tubuh dan Darah nan suci [Chorus] PuasaBukan Sekadar "Lapar dan Dahaga" Oleh: Mardiyanto Detik demi detik terus melaju, menit demi menit terus bergulir, dan jam demi jam terus berputar. Puasa juga dapat disebut sebagai "sekolah" yang lengkap untuk mendidik jiwa, bahkan jiwa dan jasmani sekaligus. Hal ini dikarenakan, puasa menahan manusia dari segala hawa nafsu Vay Tiền Nhanh. Já passou da horaVocê sabe que eu preciso irAbre a porta agoraEu não posso dormir fiz uma juraAinda tenho alguém pra respeitarE você me procuraE de novo eu não sei te negarAh coração vai com calma pra não se atrasarA gente sabe toda força que o desejo temA gente sabe que não pode mais tá indo alémSerá que é amor, não pode ser amorEu vou no fruto proibido por que é bem melhorE cada curva do seu corpo eu já sei de córSerá que é amor, não pode ser amorSe eu to contigo só penso no larSe eu to com ela só penso em vocêDeito contigo pra gente se amarDeito com ela por que tem que serEu tenho medo de me separarMorro de medo de perder vocêSó tô pedindo pra não pressionarDeixa rolar e o que tiver que ser, seráJá passou da hora Só no batuqueEstá chegando a horaÉ hora de partirMe dá uma dor no peitoTer que ir embora e te deixar aquiMas eu já resolvisozinho eu não vouPois eu só vou emboraSe comigo você forMas eu já resolvisozinho eu não vouPois eu só vou emboraSe comigo você for, e lá vou euLá vou eu, meu amorMas não vou sóSe a terra é pra plantarO samba é pra sambarO embalo desse som vai nos levar, me leva,E lá vou euLá vou eu, meu amorMas não vou sóSe a terra é pra plantarO samba é pra sambarO embalo desse som vai nos levar, me leva,Leva, leva, leva, leva euLeva, leva, leva pra bailarÔ, ô, ôLeva, leva pelo amor de DeusEu quero a paz na terra e no sambaEstá chegando a horaÉ hora de partirMe dá uma dor no peitoTer que ir embora e te deixar aquiMas eu já resolvisozinho eu não vouPois eu só vou emboraSe comigo você forMas eu já resolvisozinho eu não vouPois eu só vou emboraSe comigo você for, e lá vou euLá vou eu, meu amorMas não vou sóSe a terra é pra plantarO samba é pra sambarO embalo desse som vai nos levar, me leva,Leva, leva, leva, leva euLeva, leva, leva pra bailarÔ, ô, ôLeva, leva pelo amor de DeusEu quero a paz na terra e no sambaEu quero a paz na terra e no samba Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pagi ini saya terbangun jam 4 pagi karena alarm di HP, setelah saya matikan saya baru teringat kalau sebelumnya saya sudah bangun sekitar jam 2 malam karena haus, setelah minum air saya tidur lagi, jadi bangun jam 4 ini tenggorokan terasa kering lagi....Setelah minum beberapa gelas air saya bergegas mandi, karena ingat hari ini ke Gereja dan ada Perjamuan anda merasakan haus yang tidak pernah teredakan? Pasti firasat anda adalah "kok haus terus ya? Paling mau panas dalam ini" atau kecurigaan - kecurigaan kita lainnya. Baik kita kembali kepada cerita ini.... Setelah melakukan persiapan untuk ke Gereja, saya dan istri berangkat ke Greja Kristen Jawi Wetan Pasamuan Wonoasri Kediri, jarak nya sekitar 200 meter dari rumah mertua, tempat kami menginap di akhir pekan itu. Sesampainya di parkiran Gereja, yang semula nggak terasa apa-apa, sekarang menjadi haus, saya berusaha mencari air atau permen untuk menghilangkan rasa dahaga ini, tapi tidak dijumpai satupun dari yang dicari itu. Ya sudah, nanti saja, gumam saya dalam dalam Gereja yang semula haus sekarang berubah menkadi tenggorokan kering dan cenderung gatal, kemudian perut tiba-tiba terasa lapar dan muncul tanda-tanda lapar perut keroncongan. Sudahlah, tahan sebentar nanti juga hilang.....Bukannya hilang akan tetapi malah semakin menjadi, saya coba alihkan dalam keadaan hening, DEC dan berdoa bahwa yang saya rasakan adalah lapar fisik saja. Ternyata tak kunjung reda juga. Hingga kebaktian dimulai sampai pada mulai Perjamuan Kudus, rasa itu tadi semakin meningkat, sampai pada pembagian roti sebagai simbol dari tubuh Kristus, dan Pak Pendeta mengijinkan Umatnya untuk mulai memakan roti tersebut dan apa yang saya rasakan? Sebuah kelegaan yang luar biasa, ketika mulut menerima roti, ada rasa merinding yang menyebar dari mulut dan meliputi kepala kemudian menyebar ke seluruh tubuh.....dan rasa lapar itu hilang, rasa haus juga berangsur sirna......Tak lama kemudian gelas-gelas kecil berisi minuman anggur dibagikan kepada seluruh Umat GKJW, yang kemudian Pak Pendeta mengijinkan untuk meminumnya....... dan seketika rasa kering di tenggorokan, rasa haus dan lapar yang menjadi-jadi itu hilang semua, berganti dengan rasa lega, rasa bersyukur yang luar biasa, baru kali ini saya merasakan rasa seperti ini, benar-benar berbeda dari rasa Perjamuan Kudus yang biasanya.....saya hanya bisa berkata "Kali ini rasanya beda..."Mungkin inilah yang dinamakan pertemuan antara pencipta dan ciptaan-Nya yang benar-benar terasa. Saya merasakan saya menjadi satu tubuh dengan Tuhan, darahnya mengalir di dalam darah saya. 1 2 Lihat Filsafat Selengkapnya

saat jiwa dahaga dan lapar